Logo

Logo
ppi wellington logo

Kongres Perhimpunan Pelajar Indonesia Pertama di Selandia Baru

Sunday, March 27, 2011

PPI Selandia Baru Pilih Ketua Pertama

Minggu, 27 Maret 2011

Kongres Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Selandia Baru) yang dilaksanakan 26 – 27 Maret 2011 telah menetapkan William Huang, mahasiswa University of Canterbury di Christchurch sebagai Ketua PPI Selandia Baru yang pertama.  William Huang dipilih oleh 12 utusan resmi dari 6 PPI Wilayah, yaitu Vikra Ijas dan Fatahillah Pasya (PPI Auckland), Ramadansyah Hasan dan Omar Soemadipradja (PPI Hamilton), Dhani Agung dan Nunki Bismo (PPI Wellington), Aulya Martakoesoemah dan Saga Witjaksono (PPI Palmy), William Huang dan Roby Fadillah (PPI Canterbury), Jesslyn Praganta dan Weyta Widjaja (PPI Dunedin).

 

William Huang dalam pidatonya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja sama PPI Selandia Baru dan KBRI Wellington dalam mensukseskan Kongres PPI Selandia Baru yang pertama ini. Huang menyatakan PPI Selandia Baru siap bekerja sama dengan KBRI Wellington dalam memperjuangkan kepentingan Indonesia di Selandia Baru. Huang menegaskan komitmennya untuk selalu berusaha memperjuangkan aspirasi mahasiswa Indonesia di Selandia Baru.

 

Kongres PPI Selandia Baru diselenggarakan sebagai bagian dari program kerja KBRI Wellington tahun 2011. Duta Besar RI untuk Selandia Baru A Agus Sriyono menetapkan tiga prioritas kerja KBRI Wellington yaitu bidang perdagangan, pendidikan, dan tenaga kerja.

 

Pemilihan Ketua PPI Selandia Baru didahului oleh penyelenggaraan Seminar "Menuju Indonesia 2020" sebagai "intellectual exercise" bagi para mahasiswa. Kongres PPI Selandia Baru menghasilkan beberapa rekomendasi di bidang hukum, politik, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan hidup.

 

 

Pecahkan Masalah Bangsa, Ilmuwan Indonesia di Luar Negeri Pulang Kampung

Friday, March 25, 2011

Wina - Puluhan ilmuwan Indonesia di luar negeri yang tergabung dalam wadah Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) merencanakan untuk 'pulang kampung bersama'. Mereka akan bergabung dalam acara International Summit (IS 2010) yang digelar pada tanggal 16-18 Desember 2010 nanti di Jakarta.

Tentu saja kepulangan mereka ke Indonesia, bukan hanya untuk bernostalgia atau sekedar mengobati rasa rindu masakan Indonesia, tapi para ilmuwan tersebut akan berkumpul dan duduk bersama untuk mencari solusi permasalahan bangsa sesuai bidangnya masing masing.

Acara yang dimotori oleh organisasi I-4 dan Kementrian Pendidikan Nasional ini bermaksud untuk mengumpulkan kembali pahlawan pahlawan intelektual dan cendikiawan potensial Indonesia yang tersebar diseluruh dunia. Mereka adalah orang orang yang mungkin namanya tak pernah terdengar di telinga masyarakat tanah air, tapi berhasil mengharumkan nama Indonesia di luar negeri melalui prestasi intelektual dan keprofesiannya masing masing.

Beberapa ilmuwan Indonesia yang telah menyatakan hadir dalam kegiatan ini di antaranya adalah Prof Dr. Iwan Jaya Aziz dari Cornell University, Prof Dr Ken Soetanto dari Waseda University, Dr. Juliana Sutanto dari ETH Zurich, Dr. Yow - Pin Lim dari Brown University, Dr. Nelson Tansu dari Lehigh University.

Tak ketinggalan pula beberapa ilmuwan lainnya seperti Dr. Deden Rukmana dari Savannah State University, Dr. Darwis Khudori dari Le Havre University, Dr. Khoirul Anwar dari Japan Advanced Institute of Science and Technology, Dr. Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia, juga akan meramaikan kegiatan International Summit ini.

Menurut Wakil ketua I-4, Dr. rer. nat Johny Setiawan yang juga salah satu ilmuwan di Max Planck Institute, Germany, mengatakan, acara ini diharapkan dapat menyatukan kembali kekuatan potensi bangsa Indonesia di seluruh dunia untuk bangkit dalam membangun masa depan Indonesia. "Acara ini akan memberikan insipirasi dan harapan kepada generasi muda yang kelak akan melanjutkan pembangunan tanah air tercinta," kata Johny pada detikcom.

Pertemuan International Summit ini sendiri akan terbagi dalam 11 cluster kajian untuk membahas permasalah yang lebih spesifik. Cluster kajian tersebut antara lain: Kedokteran dan Bioteknologi, Energi, Informasi dan teknik elektro, Pendidikan, Perencanaan wilayah dan lingkungan, Rekayasa Industri dan Robotika, Ilmu Sosial, Humaniora, Percepatan Pembangunan Ekonomi, Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Teknologi dan Ketahanan Pangan.

Koordinator Pelaksana Teknis IS 2010, Willy Sakareza, mengatakan International Summit 2010 merupakan perhelatan yang diharapkan menjadi sebuah titik awal komunikasi intensif antara ilmuwan ataupun professional Indonesia diberbagai bidang. Acara diskusi kajian ini sendiri akan terbuka untuk umum dan bisa diikuti siapa saja.

"Masyarakat yang tertarik mengikuti kajian dalam pertemuan ini dapat mendaftarkan diri secara on line melalui website http://www.is.i-4.or.id/", demikan ujar Sakareza.

Panitia juga mengundang berbagai pihak seperti akademisi, praktisi, pelajar di Indonesia dan luar negeri untuk mengikuti jalannya International Summit tersebut, yang rencananya juga akan dipancarluaskan melalui jaringan Radio Perhimpunan Pelajar Indonesia (Radio PPI Dunia).

(mad/mad)

Optimisme Prof. Anies Baswedan

Monday, March 21, 2011


Prof. Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina Jakarta mengajak para pemuda Indonesia untuk optimis menatap masa depan Indonesia, dalam diskusi bertajuk "Perkembangan Mutakhir Politik Indonesia", yang diselenggarakan di Ruang Nusantara KBRI Wellington, Selandia Baru, Minggu, 13 Maret 2011.

Dalam diskusi yang dipandu langsung Duta Besar RI untuk Selandia Baru A Agus Sriyono dan dihadiri mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Wellington, Anies Baswedan menyampaikan perkembangan perpolitikan Indonesia saat ini dimana demokrasi di Indonesia tengah menghadapi tantangan cukup besar. Tantangan tersebut antara lain korupsi, anarkisme yang mengatas namakan agama, dan berbagai pelanggaran hukum lainnya yang dikhawatirkan dapat menyebabkan kegagalan demokrasi di Indonesia. Oleh sebab itu, law enforcement, legal reforms dan bureaucratic reforms menjadi sangat krusial.

Di tengah-tengah ancaman terhadap demokrasi, bangsa Indonesia kini tengah menghadapi tantangan lain yang tidak kalah beratnya, yaitu bagaimana dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam dunia yang sudah mengglobal seperti saat ini. Apabila para elit dan rakyat Indonesia masih sering bertengkar demi mengejar keuntungan pribadi, Indonesia bisa digilas oleh bangsa-bangsa lain. Oleh sebab itu, Anies mengajak generasi muda untuk tetap optimis, bekerja keras, dan mengutamakan kepentingan bangsa.

Di masa perjuangan melawan penjajah, para pemuda Indonesia berkumpul di Yogyakarta sebagai ibukota RI untuk mengumpulkan kekuatan dan membuat perubahan. Dari sanalah kemudian berdiri Universitas Gadjah Mada sebagai universitas tertua dan Akademi Militer di Magelang. Anies mengharapkan para pemuda Indonesia yang pada saat ini tengah menuntut ilmu di luar negeri untuk menimba pengalaman sebanyak-banyaknya termasuk pengalaman kerja di luar negeri. Jika tiba saatnya untuk kembali ke tanah air, dapat turut membangun bangsa dan membuat perubahan.

Kunjungan Prof. Anies Baswedan yang didampingi wakil rektor Prof. Wijayanto ke Selandia Baru dalam rangka penandatanganan kerja sama pendidikan Universitas Paramadina dengan Victoria University of Wellington. Duta Besar Agus Sriyono menegaskan bahwa hal ini sejalan dengan salah satu prioritas KBRI Wellington yaitu di bidang pendidikan, selain bidang perdagangan, investasi dan tenaga kerja. Selama kunjungannya di Selandia Baru, Anies Baswedan dijadwalkan berbicara di forum bergengsi New Zealand Institute of International Affairs (NZIIA).

Kerja Sama Pendidikan RI - Selandia Baru


Duta Besar RI di Selandia Baru A Agus Sriyono mengadakan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Tinggi Selandia Baru Hon. Steven Joyce di Gedung Parlemen Selandia Baru, Kamis, 3 Maret 2011. Pertemuan membaahas tindak lanjut kerja sama pendidikan RI – Selandia Baru sebagaimana diamanatkan dalam Agreed Minutes Joint Ministerial Conference III, Oktober 2010 lalu. Dalam Agreed Minutes yang dihasilkan melalui JMC III disebutkan bahwa perlu adanya umbrella agreement kerja sama pendidikan RI – Selandia Baru.

Dalam pertemuan yang sekaligus merupakan courtesy call, Duta Besar RI - disamping menyampaikan belasungkawa Pemerintah RI atas bencana yang terjadi di Christchurch baru-baru ini - juga menyerahkan draftMemorandum of Understanding between Ministry of National Education of the Republic of Indonesia & Ministry of Education of New Zealand on Educational Cooperation.

Duta Besar RI menghargai komitmen Pemerintah Selandia Baru yang meningkatkan jumlah penerima beasiswa NZAID dari Indonesia hingga mencapai 50 orang mulai tahun 2012. Sementara itu, Hon Steven Joyce menghargai keinginan Indonesia menjalin kerja sama pendidikan dengan Selandia Baru mengingat Indonesia merupakan negara besar.

Diharapkan, umbrella agreement kerja sama pendidikan RI – Selandia Baru dapat ditandatangani dalam waktu dekat sehingga mendorong kerja sama pendidikan yang lebih luas dan komprehensif antara kedua negara sahabat.

Ket foto: Duta Besar RI A Agus Sriyono bersama Menteri Pendidikan Tinggi Selandia Baru Hon. Steven Joyce.

Simposium Internasional

Sunday, March 20, 2011


Simposium Internasional merupakan kegiatan tahunan OISAA (Overseas Indonesian Student Association Alliance). Penyelenggaraan Simposium Internasional ini memungkinkan perwakilan pelajar Indonesia dari berbagai negara untuk berkumpul dalam sebuah forum dan mendiskusikan isu-isu nasional serta memberikan rekomendasi strategis langsung kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Simposium Internasional 2009 di Den Haag, Belanda
"Strategi Pembangunan Indonesia Menuju 2020"


Agenda Simposium Internasional (SI) yang diselenggarakan di Den Haag, 3-5 Juli 2009 ini merupakan aspirasi dari poros intelektual kaum pelajar Indonesia di luar negeri untuk menghimpun kekuatan bangsa yang terpencar di berbagai negara lintas benua. Menurut hasil identifikasi yang dilakukan Panitia OC SI ini, setidaknya terdapat sekitar 200-an ilmuwan dari Indonesia dengan capaian prestasi gemilang, yang saat ini tersebar berserakan di beragam universitas, lembaga penelitian, hingga perusahaan besar luar negeri. Modal sosial itu selama ini belum digarap oleh pemerintah menjadi instrumen strategis guna mentransformasi arus pengetahuan dan jaringan global untuk mempercepat proses pembangunan di dalam negeri.

Untuk itu, acara SI 2009 yang bertemakan "Visi dan Misi Intelektual Indonesia di Luar Negeri; Strategi Pembangunan Indonesia Menuju 2020" itu mengemban empat tujuan dasar:
Membahas permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia baik di saat ini maupun di masa depan melalui serangkaian diskusi di dalam sektor-sektor pembangunan yang saling berkaitan;
Membangun jejaring dan organisasi Intelektual Indonesia di seluruh dunia untuk membangun forum ilmuwan Indonesia di luar negeri atau internasional;
Memberikan pesan moral bahwa para Intelektual Indonesia di luar negeri memiliki perhatian besar terhadap kondisi pembangunan dan perjuangan bangsa Indonesia; dan
Membahas permasalahan pelajar Indonesia dan perkembangan organisasi pelajar Indonesia di luar negeri.


Selengkapnya mengenai SI 2009, serta rekomendasi dan inisiatif-inisiatif yang dihasilkan oleh SI 2009, download: Laporan Kegiatan SI 2009 Belanda oleh panitia penyelenggara (PPI Belanda).

Culture kick 2011

Monday, March 14, 2011

Football festival moves to Wilton
Culture Kicks – Wellington 's local version of the FIFA World Cup – is moving from its traditional Martin Luckie Park location to Ian Galloway Park in Wilton . Part of the City Council's Summer City Festival, it takes place next Sunday (20 March).

Culture Kicks is a colourful festival celebrating Wellington 's diverse population through a combination of the beautiful game, stalls and entertainment, and much fanfare.

At least 35 five-a-side teams have already registered for the cup, and they represent countries/regions from as far and wide as West Africa, Korea, Turkey, Britain, Colombia, Japan, Thailand–Burma, Indonesia, The Netherlands, and the United Arab Emirates. Last year's champions, Poland (from Christchurch ), beat United Arabs in a dramatic finale.

Registrations are still open for anyone who wants to take part – visit sportzone.org.nz

The Culture Kicks final was initially meant to be played a week after the heats (Sunday 27 March) at Waitangi Park to coincide with Globalfest – marking the end of Capital E's children's festival. However, because the park is now deemed waterlogged and unsuitable for both events, the Culture Kicks final will instead take place on Sunday 20 March. As for Globalfest – this will take place at Civic Square , just next to Capital E. See capitale.org.nz for more information.

Culture Kicks starts at 9am and runs until around 5pm at Ian Galloway Park . To get there, take the number 14 bus to Wilton . Ian Galloway Park is about 10 minutes' walk up the road from the last stop at Surrey Street . Alternatively, the number 3 to Karori stops nearby – alight at the Chaytor/Curtis Street intersection and follow Curtis Street to the park.

Untuk Team "Garuda" dan "Take It and Go" selamat bertanding..

Dialog Bersama Prof. Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina Jakarta

Wednesday, March 9, 2011

Dialog bersama Prof. Anies Baswedan dengan tema "Perkembangan Mutakhir Politik di Indonesia" yang akan diadakan pada  

Hari/tgl: Minggu, 13 Maret 2011, 
Pukul 17.00 s/d selesai, 
di Ruang Nusantara – KBRI, 
70 Glen Road, Kelburn, Wellington